Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah? Kalimat ini merupakan kalimat yang
unik menurut saya. Banyak orang yang setuju dengan kalimat tersebut, tetapi
banyak juga yang tidak menyetujuinya. Setiap orang tentunya memiliki pendapat
masing-asing untuk menanggapi kalimat tersebut. Siapa yang setuju dengan
kalimat itu, tentunya memiliki pengalaman atau setidaknya pernah melihat orang
yang berhasil tanpa sekolah.
Tidak sedikit orang
yang berhasil hanya dengan tingkat pendidikan rendah, bahkan ada yang tidak
pernah merasakan bangku sekolah. Tentunya ada berbagai alasan dan latar
belakang. Ada yang terpaksa, ada juga yang karena keputusan pribadi.
Berhasil memang tidak
hanya ditentukan oleh pendidikan yang tinggi saja. Saat ini masih banyak
orang-orang yang lulusan S1 atau bahkan S2 ke atas, tetapi mereka belum
memperoleh pekerjaan. Mereka harus berjalan ke sana kemari melamar di berbagai
tempat kerja agar dapat memperoleh penghasilan untuk hidup sehari-hari.
Tidak peduli seseorang
dari lulusan Harvard, UI (Universitas Indonesia), Unika Widya Karya Malang
ataupun dari universitas yang tidak begitu terkenal. Sebagus apapun tempat
mereka belajar, tempat mereka kuliah, kalau tidak memiliki keahlian dalam bekerja,
maka tidak akan bisa memperoleh ataupun menciptakan pekerjaan.
Banyak sekali contoh
orang-orang besar maupun yang tidak terkenal yang setuju dengan “Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah”. Kalau
mau diketikkan satu per satu nama mereka, tentunya tidak akan ada habisnya.
Mungkin lain kali saya akan membahasnya satu per satu.
Satu hal yang pasti.
Menurut saya, kemampuan, kerja keras, keniatan untuk belajar dan terus
berkembang serta sedikit keberuntungan adalah yang terpenting. Mau sebanyak
apapun harta keluarga kita, kalo kita tidak bisa mengelolanya dengan baik, maka
harta itu juga akan cepat habis. Oleh karena itu, teori tanpa praktek dan kerja
keras, hasilnya tentu tidaklah maksimal. Praktek dihasilkan karena ada teori
yang sudah ada. Teori ada, karena ada praktek yang dilakukan.
No comments:
Post a Comment