Monday, December 19, 2016

Maraknya Perilaku Konsumerisme yang Berpengaruh Terhadap Kehidupan Sosial Seseorang



Jaman yang semakin canggih dan maju semakin memotivasi seseorang untuk menciptakan suatu inovasi terbaru dalam menciptakan produk. Semakin canggih produk yang diciptakan maka semakin banyak orang yang ingin menggunakan porduk tersebut. Nilai permintaan barang yang besar tentu akan baik bagi perusahaan yang memproduksi, namun terkadang kemajuan teknologi dapat memecah belah status sosial seseorang melalui kesenjangan sosial.

Banyak sekali orang yang berjualan saat ini. Online shop telah menjadi pekerja sambilan utama bagi seseorang baik yang masih berada di bangku sekolah, kuliah, kerja ataupun bagi ibu rumah tangga. Selain dapat bekerja dengan santai tanpa didesak oleh tengat waktu dan tekanan maka hal tersebut yang menjadi online shop menjadi pekerjaan yang menyenangkan.

Hal tersebut sama dengan jika anda membuka suatu butik atau usaha yang bersifat memberikan pelayanan jasa dan non jasa maka semakin baik kualitas barang anda maka akan banyak pelanggan yang menyukai produk anda. Hal tersebut tentunya semakin mendorong seseorang untuk memiliki hobi berbelanja, terutama jika produk anda memberikan diskon pada musim tertentu maka seseorang akan sulit untuk dapat menahan rasa untuk tidak berbelanja.

Teknologi yang semakin canggih membuat seseorang semakin mudah untuk menumbuhkan kreativitas mereka. Misalnya dalam bidang mode, seseorang mengikuti perkembangan mode dan khususnya para wanita lebih sering mengikuti tren sehingga budaya konsumerisme semakin meluas.

Budaya konsumerisme tidak hanya terjadi pada wanita, bisa juga pada pria. Pria lebih menyukai berbelanja gadget. Jika terdapat perkembangan gadget dengan merk terbaru maka mereka akan mengikuti tren tersebut. Namum gadget berpeluang memiliki harga yang paling cepat naik turun sehingga terkadang seseorang menghabiskan banyak uang dengan mengikuti setiap perkembangan gadget. Harga tiap bulan dan tahun tentu dapat turun sekian persen dari harga beli awal yang menyebabkan pemborosan.

Budaya konsumerisme juga bisa terjadi pada remaja. Remaja selalu mengikuti tren yang terbaru. Misalnya pada saat sedang musim Hello Kitty, maka banyak remaja atau orang dewasa yang membeli berbagai macam produk dengan gambar Hello Kitty. Mulai dari baju, celana dengan warna yang sesuai dengan warna tokoh kartun tersebut, belum termasuk segala pernak-pernik, aksesoris, tas, sepatu dan berbagai macam produk lainnya. Seseorang bahkan rela menghabiskan uang sebesar apapun demi mendapatkan koleksi lengkap.

Perilaku tersebut didukung oleh sosial media dan lingkungan sekitar yang berpengaruh pada setiap individu. Kuatnya pengaruh sosial media terutama didasari oleh sponsor dari seorang selebriti membuat seseorang semakin tergiur untuk membeli produk tersebut. Khususnya produk kecantikan, jika dalam online shop selalu menggunakan selebriti sebagai ikon produk mereka.

Semakin banyak seseorang yang terpengaruh terhadap produk sosial media, maka akan semakin besar pula kemungkinan seseorang untuk berbelanja terus-menerus sesuai dengan tren yang berlangsung. Selain besarnya pengeluaran yang dibutuhkan, semakin banyak pula kebutuhan seseorang yang harus terpenuhi.

Kebutuhan fisiologis bukan lagi sebagai prioritas paling utama, melainkan beberapa kebutuhan untuk bersenang-senang juga merupakan bagian dari prioritas. Promosi pada suatu produk memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk mengajak seseorang untuk membeli produk tersebut. Seperti contoh yang sering terjadi adalah iklan pemutih wajah. Dikatakan bahwa wanita yang cantik adalah yang memiliki rambut hitam lurus yang panjang dan berkilau atau memiliki kulit putih bersih.

Budaya konsumerisme dapat menyebabkan seseorang terkadang merasa minder jika mereka tidak dapat memenuhi tren yang terbaru dimana hampir semua orang mengikuti tren model rambut atau pakaian tertentu karena merasa tidak modis. Konsumerisme juga dapat menyebabkan kesenjangan sosial karena seseorang merasa iri tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut sesuai dengan tren terbaru dan juga pengaruh lingkungan yang beberapa orang menerapkan tren terbaru tersebut.

Konsumerisme

Dalam rumah tangga atau bagi para remaja perlu menahan keinginan tersebut. Jika kita mengikuti tren tidak aka nada habisnya, ada baiknya jika kita mengikuti tren sesuai dengan kebutuhan kita sehingga kita dapat menggunakan yang untuk keperluan lainnya yang lebih penting.

No comments:

Post a Comment